Awas Politik Anjing Gila


Politik anjing gila muncul pada tahun politik (2014) sekarang ini. Bagaikan anjing gila politikus maupun antek-anteknya bergerak bagaikan anjing yang menggigit sana sini (ngawur) untuk mencapai tujuan politiknya.

Sifat politikus yang memakai “politik anjing gila” terlihat dari caranya untuk mencapai tujuan dengan menghalalkan segala cara:

1. Menggunakan kampanye hitam (negative campaign) bahkan dengan cara fitnah. Disini politisi tidak mengedepankan pertarungan gagasan maupun ide tetapi lebih banyak menggunakan sindiran dan ejekan pada lawan politik. Membesar-besarkan isu maupun berita negatif dari lawan politik yang belum tentu kebenarannya. Pada saat ini hampir semua capres (baik Jokowi, Prabawa maupun ARB,..) telah mendapat giliran terkena serangan kampanye hitam.

 2. Membohongi masyarakat dan memutarbalikkan fakta. Beberapa Yang Mulia tokoh tokoh masyarakat telah berkata kata memutar balikkan fakta, berusaha mempengaruhi masyarakat sesuai keinginannya utuk memuaskan nafsu politiknya. Janji kampanye seperti bisa membalikan dunia tetapi nanti kenyataannya setelah terpilih hadir sidangpun malas (begini mau memperjuangkan nasib rakyat), terbukti banyak absensi kosong, bahkan ada anggota dewan yang terhormat ternyata titip absen. Gaji besar tetapi saat sidang (bagi yang datang) malah ada yang tidur ataupun melihat video porno?

3. Membodohi masyarakat. Program para politikus tidak logis seperti (biasanya) akan menggratiskan pendidikan, menggratiskan pengobatan, orang tidak bekerja di gaji dll. Janji janji yang muluk muluk ini selain membodohi masyarakat juga tidak mendidik masyarakat, bahwa untuk mencapai (mendapatkan) sesuatu itu memerlukan biaya /pengorbanan (jer basuki mawa beya).

4. Melakukan politik uang maupun politik gratifikasi.

 Adanya larangan politik uang sepertinya tidak menyurutkan beberapa politikus untuk melakukannya, hal ini sulit dibuktikan tetapi masih bisa dirasakan, bagaikan kentut yang bisa dibau tetapi tidak bisa dilihat.

 Politik gratifikasi terlihat jelas, yang biasanya pada cuek terhadap keadaan lingkungan dan masyarakat, pada saat kampanye ada politikus yang rela mengecat rumah masyarakat, ada yang rela mebersihkan gorong gorong, membagikan tanaman dll.

Apa perlu larangan politik gratifikasi ya?
Gratifikasi = korupsi = politik uang?
 Politik anjing gila sungguh cocok bila bergabung dan bersenyawa (bagaikan bunga dan tangkainya) dengan sifat-sifat karakter (mental) bangsa yang berkembang saat ini (jaman internet, hp, tv dll):

1. Mudah menyimpulkan sesuatu tanpa cek ulang (re-check) dan suka membahas kejelekan orang;

2. Banyak menggampangkan(meremehkan) sesuatu dan suka merendahkan (meremehkan) orang lain;

3. Banyak mengeluh dan gampang putus asa;

4. Tidak menyukai pekerjaan yang banyak memerlukan pikiran (otak) dan mudah lelah bila melakukan pekerjaan phisik (otot);

5. Banyak malas, tidak disiplin, tidak tertib tetapi suka dipuji dan tidak senang melihat orang lain sukses;

6. Komitmennya rendah terhadap bangsa dan negara, mementingkan diri sendiri (golongan), bila berkuasa tidak adil, suka pada anak buah yang ABS, suka menindas dan sewenang wenang. Bangsa ini lagi sakit, dari orang besar sampai orang kecil.. sakit, dari atasan sampai bawahan.. sakit, dari birokrat, teknokrat sampai masyarakat.. sakit. Sakit yang sistemik..?

Apakah ada dari calon pimpinan negeri ini yang bisa mengobati bangsa ini? Siapa? Politik Anjing Gila ini makin menjadi (terpotensiasi) karena difasilitasi oleh sarana yang ada sekarang ini (TV, Komputer, laptop, notebook, komputer tablet, ipad, ipod, HP, jaringan internet, modem eksternal dll).

Media massa dan media sosial seperti FB, twitter dll ikut berperan melancarkan politik ini bak vektor penyebar virus anjing gila.

 Media seperti anjing yang menyebarkan virus lewat leleran air liur ajing yang menjilat kemana mana.

Sungguh menyedihkah, media senang sekali menyebarkan sesuatu yang masih gelap.

Menari nari diantara peperangan para politisi busuk.
 Yang bisa mengahancurkan negeri, merusak rakyat. Katanya ada etika politik, apa hanya wacana..?
atau etika politik hanya untuk lawan politik saja?

 Katanya berjuang demi bangsa dan negara, apa hanya wacana?
 Ingat kehancuran negara besar adalah terjadinya pembusukan dari dalam.

Politikus busuk (baik dari legislatif, eksekutif maupun yudikati) yang mengunakan “politik anjing gila” engkaulah virus, bakteri dan parasit penyakit pembusuk negara besar ini... ingatlah anak cucumu....!

Bila negara hancur anak cucumulah yang menderita juga.
 Di sini masih adakah negarawan?

 Atau yang ada tinggal orang (pejabat) yang sewenang wenang, yang mengandalkan kekuasaan dan tidak mengandalkan kebenaran dan keadilan? Salam keprihatinan..!

 ***

Sumber https://www.kompasiana.com/gtrinadi/54f80684a333119d1c8b4ee4/awas-politik-anjing-gila